East2West Property News - Dari 290 kab/kota yang ada di Indonesia, per 24 Juli 2024 tercatat ada 31,9 juta ton timbunan sampah nasional. Dari sampah-sampah yang tertimbun ini, ada yang sifatnya bisa diuraikan dan ada yang tidak. Sebagian besar berupa sampah sisa makanan dan sisanya adalah sampah plastik.
Perlu diingat bahwa sampah merupakan tanggung jawab bersama. Alam sudah menyediakan semua yang bermanfaat untuk keberlangsungan hidup kita dan makhluk hidup lainnya. Kembalikan lah hal yang bermanfaat juga untuk sesama makhluk dan alam.
Maka dari itu hadirlah Eco Enzyme. Konsep ini pertama kali ditemukan oleh pendiri Asosiasi Pertanian Organik di Thailand, Dr. Rokuson Poompanvong. Eco Enzyme sendiri adalah hasil fermentasi dari limbah organik dapur.
Eco enzyme merupakan hasil fermentasi sampah dapur organik seperti ampas buah dan sayur, gula pasir, gula merah, dan air. Memiliki warna coklat gelap dan aroma fermentasi manis asam yang kuat. Namun kaya akan enzim serta nutrisi. Sebab, proses fermentasinya melibatkan mikroorganisme seperti bakteri asam laktat dan ragi.
Cairan ini dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga alami, sebab mudah terurai dan ramah lingkungan. Dan pupuk dan pestisida alami yang merangsang hormon tanaman. Sehingga meningkatkan kualitas buah dan sayuran.
Cara Membuat Eco enzyme:
Dengan perbandingan 3:1:10
Perlu diingat, di minggu pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan. Dan lapisan putih di permukaan larutan. Jika ada cacing yang muncul, tambahkan gula segenggam, lalu aduk rata dan tutup.
Setelah 3 bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau saringan. Apabila residu yang lama ingin digunakan lagi, bisa digabung dengan sampah yang baru. Atau bisa juga dikeringkan dan diblender untuk ditanam sebagai pupuk.
Selamat mencoba dan mari selamatkan alam!