Keren, Bank Sampah Puspita Hampir 5 Tahun Konsisten Edukasi Warga Pilah Sampah

Kembali ke Beranda

Keren, Bank Sampah Puspita Hampir 5 Tahun Konsisten Edukasi Warga Pilah Sampah

East2West Property News - Bank Sampah Puspita di Kawasan BSD, Tangerang Selatan selama hampir lima tahun  terakhir konsisten “memprovokasi” warga kompleks perumahan Puspita Loka, untuk memilah sampah  dari  rumah masing-masing.  Hasilnya, setiap bulan bank sampah tersebut mendapat setoran sekitar 300 kilo gram sampah anorganik dari warga.

Ketua  Bank Sampah Puspita, Ani Gunawan, menuturkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah sampah yang terkumpul dengan mengedukasi warga. “Kami terus melakukan edukasi kepada warga tentang pentingnya memilah sampah di rumah, untuk menjaga bumi dan memberi kebaikan buat lingkungan,” ujarnya

Menurut Ani Gunawan, bank sampah yang dipimpinnya menerima setoran sampah dari warga sebulan sekali. Sabtu, 8 Februari 2025, envira.id melihat  langsung puluhan warga menyetorkan sampah anorganik ke  Bank Sampah Puspita. Mulai pukul 07.00 hingga 9.30 WIB, satu per satu warga berdatangan ke tanah lapang berumput di samping lapangan tenis di kompleks perumahan Puspita Loka.

Salah seorang warga datang membawa ratusan botol plastik bekas kemasan air mineral yang memenuhi bagasi mobilnya.  Sementara warga yang lain membawa bermacam jenis sampah anorganik  yang sudah terpilah.

Mereka  menaruh sampah terpilah secara mandiri sesuai jenisnya. Terdapat papan nama  jenis sampah  di setiap onggokan sampah terpilah. Sedikitnya ada 25 jenis sampah yang dikumpulkan di bank sampah ini.

Wido, warga setempat mengaku senang dengan adanya bank sampah. Setiap bulan ia menyetorkan sampah anorganik sebanyak satu bagasi mobil minibus. “Kalau saya nggak setor, saya ikut nambahin sampah ke TPA, tapi dengan memilah  dan setor sampah ke sini, saya ikut merawat bumi,” ujar Ibu rumah tangga ini.

Ani menjelaskan,  sampah yang  disetor warga pernah mencapai 450 Kg sebulan. Tetapi  bila di rata-rata, sampah yang terkumpul  sekitar 200 sampai 300 Kg per bulan, senilai Rp300 ribu sampai Rp600 ribu. Uang tersebut  digunakan untuk membayar satpam yang membantu kegiatan bank sampah, kebutuhan pemeliharaan lingkungan, dan membeli  hadiah bagi warga yang menyetorkan sampah terpilahnya. “Warga juga dapat menukarkan 5 liter jelantah dengan 1 liter minyak goreng,”  ujarnya.

Meski usia Bank Sampah Puspita sudah memasuki tahun kelima, Ani mengakui  belum terjadi peningkatkan signifikan jumlah warga yang berdonasi sampah. Dalam hitungan dia, baru sekitar 10 persen dari total warga, yang rutin menyetor sampah terpilah.

“Masih ada budaya NIMBY (Not in my back yard) yang penting rumah gue bersih, sampah campur dimasukkan ke kresek, diiket, lalu taruh di luar. Maka inilah cikal bakal menggunungnya sampah di TPA Cipeucang,” kata dia.

Oleh karenanya, pengelola Bank Sampah yang  berdiri pada 20 Oktober 2020 itu  terus melakukan edukasi kepada warga.  “ Baik melalui kegiatan RT juga  melalui media sosial.  Warga juga kami perkenalkan dengan eco enzyme yang hasilnya  dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar.

“Dari eco enzyme itu, kami juga membuat produk turunannya antara lain, sabun padat dan sabun liquid untuk perawatan wajah hingga kaki,” ujar Ani.

 

Sampah Langsung Diangkut

Setelah ditimbang, sampah yang dikumpulkan oleh Bank Sampah Puspita, diangkut ke gudang SampahQu, perusahaan pengepul sampah,  di Pamulang.  Dengan begitu,  bank sampah tak memerlukan tempat untuk menyimpan  sampah terpilah.

Direktur SampahQu, Posma, menyatakan,  pihaknya menarik sampah dari 100 lebih bank sampah di Tangsel dan Kabupaten Bogor.  “Sampah yang terkumpul setiap bulannya sekitar 20 hingga 50 ton.  Semua sampah itu adalah bahan baku  pabrik daur ulang,” kata Posma yang gudangnya berada di kawasan Pamulang, Tangsel.

Menurut dia, hanya sampah plastik multilayer (sachet) dan plastik mika saja yang belum ada pabrik daur ulang-nya. “Untuk sachet dan mika saya cacah sendiri, lalu saya kirim ke pabrik semen untuk menjadi bahan bakar,” ujar Posma. Sedikitnya SampahQu mencacah 2-3 ton sachet dan mika.

Posma berharap lebih banyak lagi  bank sampah tumbuh,  sehingga semakin banyak  sampah yang didaur ulang, tidak mencemari lingkungan.

Sumber: Envira.id

Dapatkan Informasi Terbaru